Dituduh Sesat, Kelompok Pengajian Diserang

Dituduh Sesat, Kelompok Pengajian Diserang

\"RIO-RUMAH \"RIO-RUMAH MUARA BANGKAHULU, BE - Pondok yang biasa dijadikan tempat pengajian oleh kelompok warga yang mengatasnamakan kelompok ngobrol malam atau Laduna Hilma, Senin malam (20/5) sekitar pukul 23.30 WIB diamuk massa. Puluhan warga tak dikenal menyerang dengan melempari batu dan merusak bangunan yang berada di komplek SMPN 17 Jalan Dua Jalur Pos Giro RT 17 RW 2 Kelurahan Pematang Gubernur Kecamatan Muara Bangkahulu. Pemicunya kelompok ini dituduh mengajarkan aliran sesat. Salah seorang saksi mata kejadian Onsuryanto mengungkapkan kejadian tersebut bermula dari adanya sekelompok orang yang menggunakan motor secara kebut-kebutan di sekitar tempat kejadian perkara. Setelah beberapa menit kebut-kebutan tersebut, tiba-tiba satu orang yang mengendarai motor terjatuh sehingga kawasan tersebut sempat hening sejenak. Namun setelah beberapa menit kemudian tiba-tiba banyak orang mengendarai sepeda motor berdatangan ke pondokan tersebut. Batu sebesar kepalan tangan orang dewasa terus berhamburan ke pondokan tersebut hingga rusak berantakan.\"Bangunannya jadi rusak,\" ungkap Onsuryanto. Lebih lanjut Onsuryanto yang juga menjadi anggota pengajian mengungkapkan jika yang melakukan penyerangan tersebut bukanlah warga sekitar TKP, melainkan anak-anak muda yang membawa teman-temannya dari luar untuk menyerang pondokkan tersebut. \"Sebelum kejadian mereka itu, kebut-kebutan di jalan sekitar sini (TKP), lalu ada yang jatuh, sempat berhenti sebentar tiba-tiba langsung menyerang,\" jelasnya. Diduga penyerangan ini berlatang belakang akan kecurigaan warga jika kelompok pengajian ini merupakan kelompok aliran sesat yang mempengaruhi warga sekitar untuk mengikuti ajarannya. Ini diperkuat dengan pengakuan salah seorang warga Sahidin (38) warga RT 16 Kelurahan Pematang Gubernur, jika dalam pengajian kelompok yang disebut warga sekitar sebagai kelompok Cahaya Muhammad ini. Tidak terdengar kelompok pengajian tersebut melantunkan suara membawa Al-qur\'an tetapi yang didengar warga adalah suara tangisan yang meraung-ruang sehingga meresahkan warga sekitar yang mendengar. \"Saya belum mendengar kelompok ini melantunkan bacaan al-quran, yang ado suara tangisan sampai tengah malam. Mengganggu warga tidur saja,\" ujarnya. Senada juga disampai Septian, jika selama kelompok pengajian yang tidak diketahui namanya tersebut menjalankan aktivitas kelompokya di TKP. Septian belum mendengar jika ada suara orang-orang membaca ayat suci Al-quran atau berzikir setiap menjalankan kegiatan pengajian di pondokan tersebut. Disebutkan Septian setiap melaksanakan kegiatan pengajian setiap  malam minggu, kelompok ini hanya mengeluarkan suara-suara yang meresahkan warga saja. Seperti suara tangisan yang meraung-raung atau jeritan seperti orang kesakitan. Sehingga tangisan tersebut sangat mengganggu kenyamanan warga sekitar ketika tengah beristirahat. \"Katanya pengajian, tapi kami tidak mendengar suara orang sholat atau mengaji disitu yang ada suara tangisan saja,\" ucapanya. Bantah Sesat Sementara itu, ketika dikonfirmasi pemimpin kelompok pengajian ini Mulyadi yang juga dosen di Universitas Bengkulu (Unib) mengungkapkan jika kelompok pengajian yang dilaksanakannya bukanlah aliran apa lagi dikatakan aliran sesat. Sebab menurut Mulyadi kelompok tersebut hanya Forum Komunikasi saja untuk melaksanakan diskusi sesama anggotnya.\"Saya lebih suka menyebutnya kelompok ngobrol malam minggu, tetapi kita mengobrol tentang agama,\" jelasnya. Mulyadi mengatakan jika ajaran yang diikutinya sudah sejak 13 tahun lalu tersebut, semuanya ada didalam Al-qur\'an dan Hadist sehingga dirinya sangat membantah keras jika dikatakan ajaran kelompoknya adalah aliran sesat. \"Yang kami sampaikan tersebut ada semua di Al-qur\'an dan hadits, surat At-Taubah, Albaqarah dan lainya,\" tandasnya. Mulyadi mengungkapkan jika selama mengikuti ajaran pengajian tersebut banyak perubahan mendasar pada anggotanya, yang dulunya kasar ketika bergabung menjadi lebih sabar dan dapat mengendalikan diri. Lebih jauh, Mulayadi menjelaskan persoalan tangisan yang disebutkan warga tersebut adalah bagian dari kegiatan kelompok ini untuk  melakukan renungan akan dosa-dosa yang telah dibuat oleh anggota kelompok selama hidup ini. \"Setiap malam minggu kita melakukan kegiatan untuk melakukan renungan. Saat renungan tersebut peserta yang mengikuti akan flasback untuk mengingat dosa-dosa yang telah dilakukan. Saat renungan tersebut tangan akan  menepuk jika peserta pernah berbuat dosa dengan mulutnya,\" kata Mulyadi Ditambahkan, jika yang melakukan perusakan tempat pengajian kelompoknya tersebut bukanlah warga setempat. Tetapi adalah orang-orang yang tidak suka orang tuanya mengikuti kegiatan kelompok pengajian Laduna Hilma ini, sehingga mengajak teman-temannya untuk melakukan perusakkan pondokkan tersebut. \"Ini bukan warga yang melakukan perusakan, tapi masalah internal kelompok. Sebab ada anggota kita ini, anaknya tidak suka jika dia masuk kelompok pengajian ini,\" ujar Mulayadi. Menurutnya, selama dirinya telah menyebarkan angket dengan beberapa pertanyaan apakah warga sekitar keberatan dengan keberadaan kelompok pengajian yang dipimpin oleh dirinya atau tidak. Dari hasil angket tersebut warga sekitar menyatakan tidak keberatan dan tidak terganggu dengan keberadaan kelompok pengajian yang dipimpinya tersebut. Senada dengan yang diungkapkan oleh Mulyadi, Budi Isrsan Ketua RT 17 Pematang Gubernur mengatakan jika selama hampir satu tahun keberadaan pondokan yang menjadi tempat pengajian Kelompok Ngobrol Malam Minggu ini. Tidak ada satupun warga RT 17 yang merasa terganggu atau terusik dengan kegiatan kelompok tersebut. Namun Irsan (Sapaan) tidak menampik jika beberapa warga yang tinggal tidak jauh dari pondokkan tersebut merasa terganggu dengan kegiatan kelompok Ngobrol Mala Minggu tersebut. Tetapi warga yang keberatan tersebut bukanlah warga RT 17 melainkan warga RT 16. \"Memang masuk kewilayah RT 17 tetapi sudah ujung, sehingga warga RT 17 tidak merasa terganggu. Tetapi warga RT 16 yang tinggal dekat dengan pondokkan tersebut memang merasa terganggu,\" ucapnya. Pakem Melarang Ketua Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Kota Bengkulu Suryanto SH yang juga merupakan Kajari Bengkulu mengungkapkan jika Pakem Kota Bengkulu telah menyampaikan pemberitahuan kepada pimpinan kelompok pengajian yang menamakan kelompok Ngobrol Malam Minggu ini untuk menghentikan penyebaran ajaran yang dijalankan selama ini. Dijelaskan Suryanto larangan tersebut mengingat ajaran kelompok ini dapat menimbulkan gejolak di tengah masyarakat. \"Kita sudah melarang agar mereka menghentikan kegiatan penyebaran ajaran kelompok ini, tetapi mereka tidak mengheraukan larangan kit. Sehingga pondokkan mereka diserang mungkin warga sudah tidak dapat menahan emosinya,\" jelas Suryanto kemarin. Lebih lanjut Surayanto mengungkapkan jika ketua kelompok pengajian yang di tengah warga sekitar pondokkan dikenal dengan kelompok pengajian Cahaya Muhammad ini, sudah pernah dipanggil untuk mengikuti rapat di Pakem. Namun Mulyadi selaku pimpinan kelompok ini di Kota Bengkulu tidak mendatangai undangan tersebut dengan alasan sedang berada di Malaysia karena sang istri tengah mengikuti pendidikan S3 di Negara Jiran tersebut. \"Kita sudah pernah memanggil pimpinannya untuk mengikuti rapat, tetapi Mulyadi tidak datang dengan alasan tengah berada di Malaysia,\" sebut Suryanto. Ketika dikonfirmasi Kapolres Bengkulu AKBP H Joko Suprayitno ST SIK melalui Kasat Reskrim AKP Dwi Citra Akbar mengungkapkan belum menerima laporan dari masyarakat jika adanya aliran kepercayaan yang meresahkan warga. Serta belum ada juga laporan kerusahan atau perusakkan tempat ibada yang terjadi pada Minggu Malam. \"Belum mengetahuinya, sebab belum ada laporan. Mungkin warga lapor ke Polsek Muara, tetapi kita belum mendapat laporannya,\" kata Kasat Reskrim kemarin.(711)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: